SGM Soya 2 Buy 2 Get 1 Free

Moms, SGM Soya 2 Buy 2 Get 1 Free Pesan Sekarang Moms langsung kunjungi http://www.tororo.com ^^Image

Saat Mainan Bayi Tak Mampu Meningkatkan Mood

Mainan Bayi Tak Mampu Tingkatkan MoodSeperti halnya kita orang dewasa, dalam beberapa waktu bayi atau balita kita sering mengalami hal-hal paling membosankan atau menjengkelkan dalam hidupnya. Dan beberapa cara sering gagal untuk mengembalikan mood positif mereka, termasuk dengan memberi mainan bayi dan sebagainya.

Kadang mengembalikan mood tak semudah membalik telapat tangan. Karena meski kadang anak dengan mudah mengubah mood negatif mereka dengan cepat, namun perubahan mood negatif pada anak yang lain justru sering berlangsung luamayan lama. Hal ini yang kemudian membuat para orangtua pusing bukan kepalang dalam menghadapinya.

Meski tak memiliki banyak masalah, kadang bayi maupun balita Anda sering mengalami stress. Terutama bagi anak yang sudah mulai berinteraksi dengan orang lain. Keinginan yang tak bisa tercapai atau pengaruh dari orang di lingkungan sekitar, kadang menjadi memicu stress yang berkepanjangan.

Kadang cara memberi kue dan es krim, menambah jam menonton televisi atau bermain game sering ampuh, tapi ingat dampak kedepannya. Menurut Kristy vanMarle , PhD , asisten profesor ilmu psikologi di University of Missouri – . Columbia, dengan melakukan hal ini, Anda sudah ber-investasi buruk pada anak Anda. Dimana anak akan cenderung mengatasi stress mereka dengan cara yang sama sampai mereka dewasa.

Lalu bagaimana cara terbaik dalam mengatasi hal ini? Menurut Kristy, untuk membantu si buah hati mengembalikan mood mereka Anda bisa mulai dari diri sendiri. Langkah sederhananya, mengganti kerutan di dahi dengan senyuman. Keterampilan, atau solusi dalam mengubah mood menjadi lebih baik ini akan menjadi hal paling berguna bagi anak yang kemungkinan besar akan mereka gunakan saat tumbuh dan dewasa. Sehingga mereka lebih siap dan memiliki keterampilan dalam mengatasi stress dengan cara positif.

Nah berikut beberapa hal positif yang juga bisa Anda gunakan dalam mengatasi serangan bad mood si buah hati secara positif :

Luangkan waktu dan bermain bersama. Beberapa kendala yang sering dihadapi oleh anak sering datang dari sekolah, terutama dari teman sekelas mereka. Untuk memperbaiki mood anak dengan permasalahan seperti ini, Anda bisa mengatasinya dengan meluangkan waktu untuk bermain bersama, seperti bersepeda, bermain bola dan jalan-jalan. Dengan cara ini si buah hati akan merasa mendapat perhatian lebih, dicintai dan merasa istimewa.

Selalu membuka pintu Komunikasi. Memulai saling terbuka kadang susah, terlebih saat mereka tumbuh menjadi remaja. Untuk itu, dan sebelum terlambat, jangan sampai melewatkan masa balita anak untuk belajar lebih terbuka. Menghargai pendapat mereka dan menjaga perasaan mereka adalah kunci dalam hal ini. sehingga anak akan terhindar dari perasaan kecewa dan frustasi.

Cara selanjutnya menurut Kristy adalah mendengar dan berempati. Seperti halnya kita, selalu didengar dan mendapat empati dalam setiap kita berkeluh kesah adalah perasaan istimewa. Dan hal ini juga akan dirasakan oleh anak saat mereka mendapat masalah (Memiliki mood yang buruk).

Tak hanya berkomunikasi, beri mereka waktu sendiri dalam mengatasi masalah. Dengan cara menghindari kebisingan di rumah agar mereka bisa lebih tenang.

“Sangat penting bagi anak-anak untuk dapat duduk diam sesekali tanpa masukan, tanpa instruksi. Keterampilan itu yang bisa Anda kembangkan ke anak saat mereka mulai tumbuh dan berkembang,” kata vanMarle.

Tempat tidur adalah solusi terbaik. Kadang mood buruk sering datang dari banyak hal. Salah satunya karena faktor kelelahan. Untuk mengatasinya, jaga jam tidur mereka, agar mood mereka terjaga dengan baik dan benar.

Anak Tak Mau Tidur Tepat Waktu, Ini Penyebabnya

Anak Tak Mau Tidur

Dalam sebuah studi terbaru di Amerika mengungkap, berbeda dengan kita, balita dan bayi sering memilih waktu tidur mereka sendiri. Sehingga hal ini berpengaruh pada aktivitas malam mereka yang susah sekali untuk bisa terlelap. Selalu mengajak berkomunikasi dengan mainan bayi, berbincang dan sebagainya, adalah kegiatan yang sering membuat lelah banyak orangtua di dunia.

Seperti dikutip dari Dailymail, baru-baru ini para ilmuwan di Amerika menemukan fakta, “Kenapa banyak bayi atau balita yang susah terlelap saat malam”. Dan setelah diselidiki, sebagian besar masalah ini sering bermuara dari kebiasaan orangtua yang mengistirahatkan buah hati mereka terlalu dini. Sehingga saat malam (Jam tidur), energi mereka masih terjaga dan tak memiliki rasa kantuk sekalipun.

Dampaknya, hal ini sering merepotkan para orangtua yang harus beraktivitas (bekerja) keesokkan harinya. Karena bukan satu dua menit, fenomena ini sering dialami bayi hingga berjam-jam pada malam hari.

Studi yang dilakukan oleh University of Colorado ini mengungkap, tidur terlalu awal akan membuat bayi atau balita Anda menolak untuk tidur (kembali). Dalam penelitian yang termuat di jurnal Mind, Brain and Education ini menyebutkan, hal ini sangat erat kaitannya dengan produksi hormon melantonin pada tubuh bayi yang meningkat. Dan hal ini sering berpengaruh pada jam tidur bayi dan balita di malam hari.

Tak hanya faktor kuantitas tidur yang terlalu banyak, ada juga beberapa faktor lain yang menyebabkan bayi atau balita Anda terjaga hingga malam hari. Salah satunya faktor cahaya di ruangan. Disadari atau tidak, hal ini sering mempengaruhi jam biologis, yang tak hanya bayi atau balita, tapi juga orang dewasa turut merasakannya.

Meski terkesan sepeleh, para ilmuwan mengatakan, kejadian yang dilakukan secara berulang-ulang akan meningkatkan investasi buruk kehidupan sang anak kelak. Karena mereka (Bayi atau Balita) yang mengalami hal ini kelak akan tumbuh dengan kualitas emosional yang buruk.

Studi sederhana ini sendiri dilakukan dalam sebuah riset kecil yang dilakukan terhadap 14 balita. Penelitian ini sendiri dilakukan selama 30 sampai 36 bulan. Dalam penelitiannya, para ilmuwan mengukur tingkat produksi hormon melantonin dari kebiasaan balita yang tidur dengan berbagai pilihan waktu.

Dalam studinya, para ilmuwan menemukan, peningkatan hormon ini sering meningkat dengan rata-rata 19:40 di malam hari. Umumnya, anak akan terlelap paling lama 30 menit. Tapi saat terjadi lonjakan produksi hormon melantonin, hal ini bisa berlangsung selama berjam-jam. Dan saat tertidur, hal ini tak menjadi jaminan mereka terbangun lagi dengan prilaku buruk, seperti marah-marah dan menangis.

Menurut Profesor fisiologi, Monique LeBourgeois, pemimpin penelitian ini, tidur salah jam biologis waktu menyebabkan sulit tidur, seperti insomnia pada orang dewasa. “Sementara orang dewasa bisa memilih tidur sendiri, balita jarang memiliki opsi ini,” jelasnya. Hal ini yang membuat produksi hormon melantonin diproduksi dengan kuantitas tidak menentu.

Dalam penelitian ini juga mengungkap, semakin lelah bayi atau balita ketika mereka pergi ke tempat tidur, semakin besar kemungkinan mereka untuk tidur .

“Jika anak Anda menolak tidur atau memiliki masalah tidur, kemungkinan faktor fisiologis mereka yang belum siap untuk tidur pada waktunya. Dalam hal ini, berbaring di tempat tidur terjaga untuk waktu yang lama dapat berasosiasi dengan gairah dan keinginan untuk tidur,” Profesor LeBourgeois menambahkan.

Apakah Mozart Berpengaruh Pada Otak Si Buah Hati ?

Mozart untuk Buah Hati

Sudah bukan menjadi rahasia lagi, beberapa jenis musik klasik, seperti karya Mozart dipercaya dapat meningkatkan volume otak si buah hati sejak dalam kandungan. Dalam penelitian, apakah hal itu memang berpengaruh ketimbang asupan makanan bayi yang diterima? Dan se-signifikan apa hal tersebut bisa berdampak positif bagi otak si jabang bayi ?

Kebanyakan orangtua di dunia sudah terlanjur percaya bahwa musik klasik dapat meningkatkan kecerdasan cara berpikir anak. Hal ini yang kemudian membuat banyak perusahaan musik memproduksi karya musik klasik yang ditujukan untuk kesehatan otak bayi. Penggunaannya pun beragam, mulai dari didengarkan melalui headset di perut saat bayi dalam kandungan, sampai langsung ditelinga saat mereka sudah lahir.

Seperti dikutip dari Dailymail, dalam sebuah penelitian yang dilakukan selama dua tahun, hal ini ternyata memiliki hubungan yang sangat erat. Karena menurut penelitian yang dikutip dari jurnal Nature ini mengungkap, kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan otak dengan musik klasik adalah gagasan yang masuk akal.

Ide mendengar musik klasik (Mozart), terungkap pertama kali dari peternakan Mozzarella di Italia. Dalam buku Brain Mith oleh psikolog Sergio Della Sala mengungkap, petani setempat kerap mendengarkan musik klasik untuk sapi-sapi mereka. Dan hal ini secara signifikan berpengaruh pada produksi susu yang 3 kali lebih baik dari sapi yang tidak mendengarkan jenis musik ini.

Terlepas dari fakta efek musik klasik pada sapi, dalam hal peningkatan kecerdasan manusia hal ini menurut Sergio juga berpengaruh signigikan. Dimana saat otak manusia pertama kali diajak beraktivitas, kecerdasan musik Mozart akan sedikit banyak memberi efek positif yang signifikan. Hal ini yang kemudian memunculkan paradigma musik klasik baik untuk kesehatan pikiran manusia, dimulai dari bayi masih dalam kandungan.

Pada tahun 1998, Zell Miller , Gubernur negara bagian Georgia di Amerika Serikat bahkan sempat menganggarkan sebagian dana untuk membeli karya Mozart dengan tujuan setiap bayi yang lahir di kota tersebut dapat mendengarkannya. Tren ini kemudian lambat laun menjadi tren global yang terjadi di hampir setiap kota di dunia.

Seorang peneliti dari University of California, bernama Irvine, mengatakan, ‘Efek Mozart’ secara signifikan berpengaruh pada kecerdasan seseorang. Hal ini didasarkan atas percobaan sederhana yang melibatkan sekitar 36 siswa. Dalam tesnya, para siswa diberi materi tes dengan 10 menit tanpa bunyi-bunyian, 10 menit musik instrumental relaksasi dan 10 menit karya Mozart, Sonata D mayor.

Dan hasilnya sudah dapat diprediksi, karya Mozart mampu membuat para siswa mengerjakan tugas mereka dengan baik. Tapi sayangnya, dalam penelitian ini juga terungkap, efek yang diketahui dapat meningkatkan intelejensi melalui bentuk pikiran alam bawah sadar ini hanya memiliki efek selama sekitar lima belas menit. “Jadi itu tidak akan membuat Anda memiliki tingkat kecerdasan sampai seumur hidup,” jelasnya.

Dari sekitar 16 penelitian yang dilakukan dengan membahas masalah ini mengungkap, bahwa mendengarkan musik tidak mengarah pada perbaikan sementara pada kemampuan untuk memanipulasi bentuk mental. Tetapi hal tersebut sering bermanfaat dalam kurun waktu singkat dan tidak membuat kita lebih cerdas.

Meskipun kita cenderung mengasosiasikan efek Mozart dengan bayi dan anak-anak kecil, sebagian besar penelitian ini dilakukan pada orang dewasa. Yang dalam hal ini memiliki tentu saja memiliki tingkat perkembangan otak yang sangat berbeda.

Tetapi pada tahun 2006 sebuah studi besar yang dilakukan di Inggris pernah coba membandingkan antara efek karya Mozart dan Blur yang didengarkan selama 10 menit. Dan yang paling mengejutkan, beberapa lagu Blur justru berefek positif ketimbang Mozart.

Dalam penelitian ini kemudian ditarik kesimpulan, bahwa musik yang didengarkan dan disukai akan memberi dampak cukup positif. Karena hal ini akan berpengaruh pada kegiatan otak yang lebih aktif (ketimbang beraktivitas tanpa musik).

Dalam penelitian ini juga menjelaskan, bahwa efek musik easy listening yang didengarkan anak, meski di dalam kandungan, akan melatih secara tidak langsung otak mereka. Jadi jika ingin mempersiapkan anak dengan kecerdasan lebih baik, tak ada salahnya jika hal ini Anda lakukan.

Ini Dia Manfaat Mandi Air Panas Untuk Anak Autis

Mandi Air Hangat untuk Anak Autis

Masalah autisme masih menjadi masalah healthy & safety bayi yang misterius. Cara mengatasinya pun terus-menerus dikembangkan. Salah satu cara yang kini dianggap dapat menolong anak yang autisme adalah mandi air hangat. Memang bukan jadi pilihan penyembuhan, tapi saat mengalami hal ini, ada baiknya jika si buah hati memperoleh terapi mandi air hangat setiap hari, karena ini manfaatnnya.

Seperti dikutip dari BBC, dalam sebuah penelitian menemukan, terapi air panas pada anak autis dapat berdampak signifikan pada perubahan sifat. Dalam hal ini dapat membantu menenangkan gejala autisme.

Dalam laporannya, para peneliti menyarankan anak penderita autisme untuk duduk selam setengah jam dengan air panas. Hal ini akan membuat perasaan mereka lebih tenang dan tidak mengulang kegiatan tertentu yang ia lakukan terus menerus.

Dalam fungsinya, dalam kondisi normal orang sering menggunakan air panas dengan tujuan relaksasi. Dan hal ini paling terasa saat kita lelah karena beraktivitas seharian penuh. Dan untuk pengobatan autis, terapi ini disebut-sebut sebagai pendekatan yang akan mempercepat proses penyembuhan. Sekaligus menandai temuan baru yang menghubungkan antara terapi air panas dan autis.

Di Inggris, kasus penderita autis pada balita dan anak anak meningkat dan saat ini jumlahnya telah mencapai 1 berbanding seratus. Dan jika dibandingkan dengan 30 tahun yang lalu, jumlah ini meningkat hingga 10 kali lipat. Terdapat banyak kasus yang dialami oleh anak penderita autis, dan kebanyakan seputar kesulitan berinteraksi sosial, komunikasi dan melakukan tindakan yang diulang-ulang.

Dalam hal ini biasanya pasien akan mendapat terapi pengobatan oral dan terapi fisik. Hal ini biasanya dikombinasikan antara pengobatan dan kegiatan latihan berkomunikasi. Meski demikian, masalah lain sering timbul terutama saat mengontrol gejala agresifitas dan hiperaktif. Karena hal ini sampai sekarang masih belum ada obatnya.

Terinspirasi oleh seorang penderita autisme yang sedang menderita demam, terapi air panas pun kemudian mulai diperhatikan. Terutama jika melihat efek penenangnya yang mampu secara signifikan menurunkan agresi dan  prilaku hiperaktif.

Tak berhenti di situ, kebenaran akan hal tersebut pada akhirnya mendorong para ilmuwan di Amerika untuk melakukan sebuah riset. Dalam uji cobanya, para ilmuwan melibatkan tak kurang 10 anak penderita autis dan hasil akhirnya akan dinilai oleh orangtua dan dokter.

Dalam percobaanya, pasien dianjurkan untuk berendam selama 30 menit di air panas dengan suhu 39C. Setelah itu, mereka akan dinilai secara fisik kemampuan berkomunikasi dan tingkat perilaku agresifitas mereka. Dan hasilnya diperoleh bahwa fakta tersebut memang benar adanya, alias berpengaruh positif secara signifikan.

Dalam penelitian ini juga ditemukan, bahwa air yang terlalu dingin saat melakukan terapi ini tidak akan membuat banyak perubahan positif, bahkan nol. Hal ini meski dilakukan dengan air dengan suhu 2 sampai 3 derajat lebih dingin.

Para peneli dari Albert Einstein College of Medicine di New York, sampai saat ini sedang mempelajari bagaimana suhu yang lebih tinggi membantu proses penyembuhan. Dan dugaan awal mereka merujuk pada kemungkinan sistem genetika yang terendam dengan suhu hangat dapat berpengaruh pada sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif .

“Ini merupakan studi yang sangat kecil sehingga temuannya harus diperlakukan dengan hati-hati , dan tidak ada kesimpulan yang bisa diambil dengan cepat, karena Autisme adalah kondisi yang sangat kompleks,” jelas Caroline Hattersley, dari National Autistic Society.

Tororo End of Year Sale..Yuk Moms Cek Berbagai Promo Dari Tororo ^^

FoodFair new

Pampers Turun Harga

Pampers Turun Harga Moms…^^ Yuk Order

 

pampers new

GooN Buy 1 Get 1

Moms GooN Buy 1 Get 1 Hadir Kembali Yuk Moms di Order Promo Hanya sampai 31 Desember ^^

 

GOON Des

Mamypoko Buy 1 Get 1

Moms,dapatkan Tissue Ganti Popok Mamypoko Buy 2 Get 1 Free, Order Sekarang Mom Sebelum Kehabisan ^^

 

mamypoko FIX 2

Promo GooN Buy 1 Get 1

Moms, Promo GooN Buy 1 Get 1 Hadir Kembali di Tororo, Yuk Moms di Order ^^

Silahkan order langsung di http://www.tororo.com

GOON Des