Goon Diapers Special Price

Check out www.tororo.com to get Goon Special Price!

goon special price

Yuk, Siapkan MPASI Bayi Hingga Satu Tahun

Image

Mempersiapkan makanan pertama untuk si buah hati, bisa jadi hal yang mudah bagi Anda yang telah

berpengalaman melahirkan. Tapi bila Anda yang baru saja dikaruniai buah hati, bisa jadi makanan

bayi pendamping ASI(MPASI) bukan perkara mudah. Karena, meski baik dimakan, diusia dini belum

tentu sayur dan buah cocok bagi kesehatan mereka.

Dengan sistem pencernaan yang sederhana, dan masih belum cukup beradaptasi dengan

bahan makanan, bisa jadi memberi buah dan sayur sembarangan akan terlalu berisiko pada si

anak. Dampaknya, beberapa masalah kesehatan bisa saja terjadi. Mulai dari alergi, diare dan

permasalahan yang lain.

Bagi Moms yang sering mengikuti seminar ibu hamil, biasanya jenis MPASI yang diberikan ke buah

hati sering diinformasikan. Dan hal ini juga sering diberikan dengan memperhatikan usia bayi.

Karena memperhitungkan perkembangan sistem pencernaan yang belum siap, beberapa jenis

sayuran dan buah belum bisa diberikan di usia yang terlalu dini.

Meski disarankan, dalam kondisi tertentu (Kadang) sistem pencernaan bayi menolak jenis makanan

tertentu. Atau dalam hal ini biasa dikenal dengan istilah alergi. Selalu memperhatikan dampak

setelah makan dan berkomunikasi dengan dokter, adalah cara yang bisa Anda gunakan untuk

memonitor dampak buruk dari alergi makanan.

Bagi Moms yang masih bingung dengan MPASI, berikut tips, dikutip dari Parenting:

Bayi berusia 0-6 bulan.

Pada usia ini, umumnya sistem pencernaan bayi masih belum mampu menerima makanan padat

atau MPASI. Dan selain ASI tak ada MPASI yang disarankan untuk diberikan, setidaknya sampai usia

mereka menginjak 6 bulan.

Bayi berusia 6-8 bulan

Pada usia ini, sistem pencernaan bayi sudah mulai berkembang, dan MPASI sudah mulai bisa

diberikan, apa saja itu?

Untuk makanan jenis sereal, Anda dapat memilih aneka olahan dari beras dan oat yang sudah

diproses dalam bentuk yang lembut (bubur). Seperti sereal, Anda juga dapat memberi beberapa

jenis buah-buahan yang dilembutkan. Diantaranya Pisang, Pir, Apel dan Alpukat. Nutrisi dan vitamin

di dalam jenis buah-buahan ini memiliki kandungan yang baik untuk menunjang tumbuh kembang si

buah hati.

Bayi juga dapat diberikan beberapa jenis sayuran, seperti labu parang, ubi kuning, zuchini. Dan

Untuk memenuhi kebutuhan protein, olahan kacang hijau yang dihaluskan dapat mulai diberikan.

Bayi Berusia 8-10 bulan

Saat usia 8 sampai 10 bulan, pencernaan bayi tentu lebih mudah beradaptasi dengan jenis makanan

baru. Dan di usia ini, Anda bisa memberi mereka jenis bahan makanan sereal dari gandum atau roti.

Untuk kebutuhan buah-buahan, Anda juga dapat memperkenalkan Blewah, mangga,peach, aprikot

yang memiliki kandungan vitamin dan nutrisi baik untuk kesehatan si buah hati.

Dalam hal sayuran, Anda bisa mencampur Kentang, kacang polong, bit, lobak, wortel, sawi hijau,

bayam, brokoli, labu siam, buncis. Dengan kebutuhan protein dapat dipenuhi dengan Ayam, tahu,

tempe, hati ayam, daging sapi, kuning telur, tuna, salmon, tenggiri. Sementara untuk makanan dari

olahan susu, Anda juga dapat memperkenalkan perut si kecil dengan keju, yogurt tawar.

Bayi berusia 10-12 bulan

Di bulan ke 10 dan 12, jenis MPASI yang dapat Anda berikan ke si buah hati lebih bervariasi. Dengan

jenis makanan serial berupa pasta, dan buah-buahan seperti Kiwi, anggur, semangka, nanas, melon,

jeruk. Sementara untuk kebutuhan sayur, Anda dapat memanfaatkan kandungan vitamin dan nutrisi

yang ada di Asparagus, kangkung, oyong, bokcoy, kacang panjang, tomat, jamur, tauge, kacang

kedelai.

Untuk kebutuhan protein, MPASI di usia ini dapat menggunakan makanan dari olahan Ikan patin,

kacang merah, hati sapi. Sementara untuk makanan olahan susu, atau yang biasa dikenal dengan

istilah Dairy food Anda bisa menggunakan Keju, yogurt tawar.

Tips Agar Anak Mau Belajar Tidur Sendiri

Image

Bagi orangtua yang berpengalaman, menidurkan bayi bisa semudah hanya dengan menggunakan

mainan bayi favorit. Tapi beberapa diantara orangtua seiring mengalami kesusahan dalam hal ini.

Nah bila Anda salah satunya, tips berikut bisa jadi akan sangat berguna.

Secara alamiah, tidur adalah kegiatan alami setiap manusia setelah lelah beraktifitas, tak terkecuali

bayi. Sayangnya, dalam kondisi tertentu, bayi sering mengalami kesulitan dan diperlukan bantuan

orang tua untuk bisa membuatnya terlelap.

Seperti dikutip dari Parenting banyak trik yang bisa digunakan untuk menidurkan bayi, diantaranya

dengan menggunakan Metode Long Goodbye. Metode ini intinya menstimulasi bayi agar dapat

tertidur sendiri tanpa bantuan orangtua.

Untuk melakukannya, pertama-tama Anda dapat membaringkan si kecil ke tempat tidur mereka.

Tentu saja lakukan hal ini saat mereka mulai terkantuk dan kesal setelah bermain dan beraktivitas

selama seharian.

Tak perlu memangku atau menggendong mereka, posisikan Anda di samping bayi. Dan tepuk-tepuk

lembut bagian punggung atau kepala bayi. Lakukan hal ini sampai buah hati tertidur. Dan jika rewel

lakukan hal ini secara terus menerus sampai mereka tenang dan tertidur kembali.

Untuk lebih efektif, lakukan komunikasi intens dengan cara bernyanyi, atau menenangkan perasaan

si kecil dengan beberapa ucapan. Seperti “sayang, tenang ya, mama atau papa ada di sini. Cepat

besar ya, biar jadi dokter”. Cara ini akan membuat bayi akan terbiasa dengan suara orangtua

mereka. Dan kalimat ini seperti nina bobo bagi mereka.

Lakukan cara ini secara bertahap dalam waktu satu minggu. Di hari pertama sampai ketiga, Anda

bisa melakukan cara ini dengan duduk lebih dekat dengan bayi. Sampai hari keempat, atau anak

mulai tenang, Anda dapat menggeser tempat duduk ke posisi agak jauh. Jadi cara ini hanya dilakukan

dengan komuniksi tanpa aktifitas fisik (menepuk-nepuk).

Cara ini dapat dilakukan di setiap kegiatan tidur anak. Baik tidur siang dan tidur malam hari. Pada

hari ke Tujuh, posisi duduk Anda dapat lebih berjauhan dengan tempat tidur anak. Dan umumnya,

setelah dilakukan selama 3 malam, anak akan terbiasa tidur dengan sendiri tanpa bantua orangtua

mereka.

Cara diatas mungkin tak selalu mulus, dan sebagaiknya modifikasi cara dilakukan seiring kebutuhan.

Dalam hal ini, apakah anak siap tidur sendirian dan berjauhan dari orangtua atau tidak. Sehingga

waktu yang diperlukan kadang sedikit agak molor dari jadwal yang disarankan.

Menurut Kim West, penulis Good Night, Sleep Tight, sebaiknya orangtua tak perlu terlalu sering

menggendong untuk membuat buah hati mereka tertidur. Terkecuali saat anak mulai menangis

histeris, dan memerlukan orangtua ada di sebelahnya.

Secara umum, manfaat cara menidurkan anak dengan konsep Long Goodbye adalah Anak dapat

belajar tidur sendiri tanpa bantuan orangtua. Dan cara ini akan membuat kualitas tidur anak akan

lebih baik. Tentu saja jika Anda mengantisipasi dengan baik risiko gangguan yang membuat mereka

terbangun. Seperti suhu ruangan dan tingkat kebisingan.

Selain Mainan Bayi, Apa yang diperlukan Untuk Mandi Menyenangkan?

Image

Tak sekedar rutinitas, mandi adalah proses penting dalam menjami kualitas kesehatan si buah hati.

Nah selain menyiapkan mainan bayi favorit, sebagai orangtua Anda juga harus memperhatikan

kualitas air yang Anda gunakan. Karena bila enggak, beberapa jenis masalah kesehatan bisa muncul

pada buah hati Anda.

Memilih kualitas air yang baik untuk membersihkan badan si kecil kerap digunakan untuk menjaga

mereka agar tidak cepat sakit. Karena sedikit mungkin kuman dan bakteri yang menempel di badan,

dapat meningkatkan risiko anak terserang penyakit.

Beberapa persiapan pun biasanya dilakukan dalam hal ini oleh para orangtua. Diantaranya

menyiapkan air hangat untuk kebutuhan mandi bayi. Dengan alasan, agar bayi tidak kedinginan saat

mandi.

Pertanyaan kemudian muncul, ‘seberapa pentingkah penggunaan air hangat, mengingat tak sedikit

dari orangtua merasa kerepotan jika harus memasak terlebih dahulu air untuk keperluan mandi si

buah hati. Dan bisakah air dingin, atau air biasa digunakan untuk mandi si buah hati?

Seperti dikutip dari Parenting, dibanding air hangat, pada dasarnya air biasa justru memiliki manfaat

positif bagi tumguh kembang si buah hati. Ini dikarenakan, saat menggunakan air dingin biasa, maka

tubuh anak secara tak langsung ‘dipaksa’ mengeluarkan energi yang lebih besar. Hal ini dilakukan

untuk menghangatkan badan mereka.

Nah proses alamiah ini lah yang tak didapat saat si buah hati terbiasa mandi dengan air hangat.

Karena jika hal ini dilakukan secara terus menerus, tumbuh kembang anak akan kian maksimal dan

jauh lebih baik.

Dalam sebuah penelitian bahkan menyebutkan, mandi dengan air dingin akan membuat anak tak

mudah mengalami sakit. Hal ini dikarenakan, saat mandi dengan air dingin, produksi darah putih

anak akan senantiasa meningkat lebih baik. Tentu saja hal ini dibandingkan dengan proses mandi

anak dengan air hangat. Yang artinya, hal ini membuat anak lebih kuat dalam menghadapi ancaman

kuman dan virus penyakit yang ada di sekitar.

Meski demikian, penggunaan air dingin sebaiknya juga tak diberikan secara asal. Dalam artian,

digunakan saat musim dingin atau di daerah yang beriklim dingin. Hal ini justru akan mengancam tak

hanya kesehatan tapi juga nyawa si kecil akibat kedinginan.

Selain itu, air dingin juga sebaiknya diberikan saat kondisi bayi sedang sehat. Jika sebaliknya, saat

kondisi badan bayi lemah, maka beberapa ancaman penyakit bisa saja terjadi, salah satunya masalah

flu. Dan juga, untuk mandi dengan air dingin biasanya hanya boleh dilakukan saat anak berusia

antara dua tahun ke atas.

Dan yang terakhir, untuk mandi dengan air dingin sebaiknya tidak dilakukan oleh bayi prematur,

meski usia mereka sudah dua bulan lebih. Hal ini dikarenakan, kulit bayi yang terlalu tips, membuat

mereka susah beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Jika hal ini diberikan, kemungkinan mengalami

hipotermia (kedinginan) akan semakin tinggi.

Mendengkur Pada Bayi, Amankah?

Mendengkur Pada Bayi

Tak hanya orang dewasa, mendenkur kerap terjadi pada si buah hati, bakan saat usianya baru

menginjak beberapa tahun atau usia bayi. Memang dengkuran yang terjadi tak sekeras pada

orang dewasa, dan tak semua anak umumnya menalami masalah. Pertanyaannya, apakah hal ini

berbahaya? Dan ada hubungannya denan makanan bayi yang dikonsumsi setiap hari?

Seperti pada orang dewasa, proses mendengkur pada anak atau saat buah hati berusia bayi kerap

terjadi. Dan hal ini biasanya tak bisa dianggap remeh, karena kemunculan fenomena ini biasanya

menandakan adanya gangguan kesehatan pada mereka, si buah hati kita.

Sebelum lebih jauh membahas apa yang melatarbelakangi buah hati kita mendengkur, ada baiknya

kita mengetahui proses terjadinya masalah yang muncul pada saat tidur ini. mendengkur atau

ngorok biasanya kerap terjadi saat udara yang melalui rongga hidung seseorangg mengalir tidak

sebagaimana mestinya. Artinya, karena satu dan beberapa al, bagian rongga ini menyempit,

membuat aliran udara tak selancar seperti proses pernafasan pada umumnya.

Pada orang dewasa, hal ini sering terjadi karena beberapa hal. Diantaranya faktor obesitas atau

kegemukan. Dalam kondisi ini, kejadian mendengkur bahkan kerap dilakukan tanpa disadari, dan tak

hanya saat tidur. Selain itu, mengorok atau mendengkur juga kerap terjadi saat seseorang merasa

sangat kelelahan di dalam aktivitas keseharian.

Karena aktivitas ini, biasanya setela bangun tidur orang akan merasa sangat dehidrasi dan

mengalami masalah keseatan pada tenggorokan. Ini sebabnya, beberapa orang yang kerap

mengorok sering mencari air saat bangun tidur.

Tak hanya orang dewasa, aktivitas mengorok juga kerap ditemui saat anak-anak berusia beberapa

tahun, atau usia bayi. Dan hal ini biasanya menjadi pertanda munculnya masalah kesehatan pada

mereka, atau karena faktor makanan dan susu bayi yang dikonsumsi pada malam hari.

Faktor penyebab ngorok pada bayi yang pertama adalah makanan dan minuman yang dikonsumsi.

Biasanya sisa makanan dan susu kerap tersumbat di bagian pernafasan. Dan hal ini sering membuat

tidur mereka disertai ngorok. Setelah tertelan atau termuntahkan, biasanya masalah ini bisa

langsung teratasi.

Masalah lain yang muncul adalah pilek. Tak hanya bayi, orang dewasa juga kerap mengalami ngorok

saat tidur, ketika mereka terserang flu. Untuk mengatasinya, cukup sembuhkan masalah kesehatan

ini, dan biasanya anak tak lagi ngorok saa tertidur.

Dan beberapa faktor lain yang menyebabkan buah hati ngorok adalah alergi. Biasanya bebauan dan

debu yang tak bersahabat dengan hidung akan membuat reaksi produksi ingus berkembang. Hal ini

yang pada akhirnya membuat sistem pernafasan menjadi terganggu.

Secara umum, ngorok yang dikarenakan ingus dihidup bisa diatasi dengan menggunakan vaporizer,

yang fungsinya melembabkan udara. Dan jika hal ini terjadi karena alergi, orangtua sebaiknya

menjauhkan benda yang meningkatkan risiko anak mengalami alergi.

Dalam beberapa kasus, mendengkur pada si buah hati yang terjadi dengan ritme yang teratur tak

akan berdampak buruk yang signifikan. Hanya saja, jika hal ini disertai dengan dengkurang keras,

nafas terengah-engah, tersedak dan si buah hati susah tidur, ada baiknya orangtua mencari solusi

dengan mendatangi dokter.

Mau Tau Manfaat Bayi Tidur Tanpa Bantal?

Manfaat Bayi Tidur Tanpa Bantal

Tidur dengan bantal, bagi kita mungkin membuat kualitas tidur kian baik, karena lebih nyaman. Dan

hal ini seakan ditularkan ke anak sejak mereka lahir. Padahal tahukah Anda, tanpa bantal, kualitas

kesehatan anak lebih baik. Jadi mulai sekarang ada baiknya Anda menyimpan alokasi pembelian

bantal buat si kecil, dan mending dialihkan ke mainan bayi edukasi yang bermanfaat.

Bantal dan guling umumnya kerap digunakan untuk keamanan tidur si kecil. Benda ini dapat

digunakan dengan meletakkan di kanan kiri anak agar tidurnya tidak bergeser kemana-mana. Dan

menurunkan risiko anak Anda terjatuh dari tempat tidur. Selain itu, kehadiran bantal dan guling yang

ditaruh di samping kiri kanan juga dapat memperkecil risiko kematian mendadak si kecil.

Seperti yang terjadi di hampir setiap negara, sindrom kematian mendadak pada bayi kerap terjadi

karena kelalaian orangtua. Diantaranya lupa menaruh sekat di bagian kiri kanan bayi. Yang jika

dihiraukan, membuat anak berisiko tengkurap dan mengalami masalah pernafasan yang tertutup

kasur atau bantal.

Selain itu, berbekal dari pengalaman orangtua, bantal sering digunakan untuk menyangga kepala

saat tidur. Dan berharap si buah hati merasakan kenyamanan saat mereka terlelap dan terbangun

dengan kondisi sangat segar.

Tapi pernahkah Anda berpikir, tanpa bantal saat tidur, kualitas kesehatan anak justru lebih baik.

Tentu saja jika hal ini dibandingkan dengan anak yang tidur dengan bantal setiap malamnya ? Seperti

dikutip dari Parenting, berikut ulasan lebih lanjut.

Entah siapa yang memulai, tapi penggunaan bantal seakan menjadi rutinitas yang sering dilakukan

saat tidur. Padahal, tak hanya bayi, bagi orang dewasa yang tidur tanpa bantal, kualitas kesehatan

mereka akan lebih baik, karena posisi kepala, punggung dan bagian tubuh lain berada satu level.

Dan bagi bayi, posisi alami telentang saat tidur ini membuat mereka jauh lebih sehat karena sirkulasi

darah yang baik. Beberapa literatur tentang tumbuh kembang anak bahkan menyarankan sesaat

setelah lahir, sebaiknya anak tidak diperkenalkan dengan bantal terlebih dahulu. Atau setidaknya,

hal ini dilakukan saat usia mereka menginjak 18 bulan.

Selain itu, penggunaan bahan yang salah juga akan berisiko buruk, yang tak hanya kesehatan juga

dapat berdampak pada nyawa mereka. Dalam hal ini penggunaan bantal dan bedding dengan bahan

yang terlalu lunak dan empuk serta ukuran yang terlalu besar, berisiko menyebabkan sufokasi (mati

lemas). Ini kerap terjadi pada bayi yang masih kecil dan belum mampu menggerakkan kepala dan

anggota tubuh lain dengan baik.

Penggunaan bantal juga tidak disarankan oleh orang dewasa. Menurut Lembaga riset, National

Sleep Foundation, bahkan mengatakan, kesehatan seseorang justru sering terganggu berawal dari

bantal. Dalam riset terungkap, sekitar 64 persen orang sering mengalami gangguan tidur karena

bantal. Selain itu, karena benda ini, orang juga kerap mengalami masalah nyeri pungung dan leher

disebabkan oleh penggunaan bantal yang tidak sesuai.

Keringat Berlebih Pada Bayi Saat Tidur, Bahayakah?

Keringat Berlebih Saat Tidur

Demi Healthy & Safety si kecil, beberapa gejala fisik yang muncul pada si kecil sering digunakan

untuk memonitor kualitas kesehatan mereka. Salah satunya berkeringat, yang biasanya diindikasikan

hal yang wajar karena suhu yang terlalu tinggi. Namun dalam beberapa kasus, keluarnya keringat

yang berlebih bisa jadi permasalahan tersendiri. Dan dalam kondisi tertentu seperti ini, dokter

adalah solusi yang tepat.

Seperti halnya orang dewasa, aktifitas fisik dan suhu sekitar yang terlalu tinggi sering berdampak

pada meningkatnya produksi keringat. Hal ini yang juga terjadi pada buah hati, ketidaknyamanan

dan kelelahan bermain sering berdampak pada keluarnya keringat di sekitar tubuh mereka.

Seperti dikutip dari Parenting pada dasarnya keluar keringat pada si kecil adalah hal yang wajar, dan

mengindikasikan kualitas kesehatan mereka sangat baik. Hanya saja, orangtua harus tanggap dalam

hal ini. Karena keringat yang tak terbersihkan dengan baik akan berdampak buruk pada kesehatan

kulit bayi.

Terlebih jika lingkungan sekitar bayi kurang nyaman, alias memiliki suhu yang tidak sesuai. Dalam hal

ini, suhu yang sesuai untuk ruang bermain dan tidur bayi adalah 18-23°C. Kurang dari suhu tersebut

akan membuat bayi mudah kedinginan. Sementara jika lebih, kemungkinan besar bayi berkeringat

akan semakin besar.

Munculnya keringat pada saat yang tepat sering berdampak pada kualitas kesehatan secara

keseluruhan. Dalam banyak kejadian, saat memenuhi kebutuhan tidur nyenyak, bayi akan sangat

terganggu saat keringat mulai muncul di seluruh bagian tubuh. Bukan hal yang bisa disepelehkan,

karena saat usia tersebut, biasanya frekuensi tidur si kecil sangat tinggi dibanding anak balita atau

orang dewasa.

Dampaknya, frekuensi tidur yang kurang akan membuat bayi mudah rewel dengan daya tahan tubuh

yang sangat rentan terserang penyakit. Untuk itu, pentingnya menjaga suhu ruangan agar tetap

sejuk sangat penting dalam mendesain kamar bayi.

Selain desain kamar bayi yang harus diperhatikan adalah pakaian yang dikenakan. Usahakan pakaian

tersebut tidak terlalu tips, sehingga berpotensi membuat bayi mudah masuk angin. Selain itu, baju

yang tebal akan membuat suhu tubuh si buah hati meningkat, cara ini tentu saja dapat memicu

keluarnya keringat berlebih.

Pilih pakaian dari bahan dasar katun (kapas). Bahan ini biasanya akan memberi sensai dingin, dengan

kemampuan penyerapan keringat yang baik. Cara ini akan membuat keringat yang keluar dapat

terserap dengan baik, dan memberi sensasi dingin yang meminimkan risiko bayi berkeringat.

Dalam beberapa kejadian keringat yang muncul pada bayi (Terutama saat tidur) sering

mengindikasikan hal yang kurang baik. Terlebih jika hal ini terjadi dalam frekuensi keringat yang

terlalu tinggi. Karena hal ini sering diindikasikan pada munculnya masalah infeksi atau gejala masalah

kesehatan serius yang lain. Saat ini terjadi, pergi ke dokter adalah solusi tepat untuk menyelesaikan

permasalahan.

Ingin Bayi Tumbuh Optimal? Ini Tipsnya

Image

Selain senantiasa memperhatikan Healthy & Safety si buah hati, proses pertumbuhan juga sangat

penting untuk dioptimalkan. Dan hal ini bisa dilakukan sejak anak berusia beberapa tahun setelah

dilahirkan. Ingin tahu bagaimana caranya ? berikut tips yang bisa Anda lakukan.

Sebelum mengambil tindakan, sebagai orangtua, Anda sebaiknya mengetahui proses pertumbuhan

si kecil sejak berusia beberapa bulan setelah dilahirkan. Umumnya, setelah lahir, bayi akan memiliki

kemampuan pengendalian fisik yang terbatas. Dan proses menguasai beberapa skill tersebut akan

terjadi secara alami seiring bertambahnya usia mereka.

Seperti dikutip dari Parenting menurut Centers for Disease Control and Prevention di tahun pertama,

umumnya anak tumbuh dengan berfokus pada proses belajar melihat, menggunakan tangan dan

memperhatikan (meniru) setiap apa yang terjadi di lingkungan sekitar.

Dalam hal ini, bagian otak akan merekam dan mengingat setiap rangsangan yang didapat. Baik

dalam bentuk verbal (bahasa), sampai sentuhan fisik dan sebagainya. Jangan heran, saat suasana

hati sedang baik, bayi sering berceloteh seperti “ma ma” dan “da da” berharap meniru bunyi yang

didengarnya.

Proses ini biasanya dapat Anda manfaatkan untuk proses mengoptimalkan pertumbuhan mereka

dengan cara sering berkomunikasi. Beberapa ahli mengatakan, meski tak tahu apa yang Anda

bicarakan, membacakan cerita akan berpengaruh positif pada proses perkembangan si buah hati.

Dan cara ini akan membuat perkembangan sosial dan emosional akan tumbuh optimal.

Selain dengan berbicara, beberapa tindakan juga dapat Anda lakukan guna mengoptimalkan

pertumbuhan bayi. Diantaranya kontak fisik, seperti memeluk, memegang, dan bermain dengan

mainan berwarna-warni dan berbahan dasar lembut.

Lebih jauh tentang proses belajar dan tumbuh kembang bayi yang optimal, Anda bisa melakukan

langkah-langkah sebagai berikut :

– Saat bayi berceloteh, segera respon komunikasi mereka. Cara ini akan membuat skill

komunikasi mereka akan berkembang optimal.

– Cara berkomunikasi yang menyenangkan adalah dengan bernyanyi. Putar musik atau

bernyanyilah di depan mereka, cara ini akan mengoptimalkan perkembangan otak.

– Untuk cara yang lebih efektif, lakukan kontak fisik. Diantaranya dengan cara menggendong

sembari mengajaknya berbicara.

– Lakukan kontak fisik secara teratur. Cara ini akan membuat bayi akan merasa nyaman dan

aman saat ada di sekitar orang yang mereka kenali.

– Bermain seperlunya, dan jangan sekali-kali memaksa bermain saat bayi mulai merasa capek

dan rewel. Cara ini hanya akan membuat suasana hati si kecil berubah menjadi buruk.

– Pujilah dan beri perhatian setiap apa yang dilakukan. Dengan demikian bayi akan merespon

dengan suasana hati yang positif.

– Alihkan dengan permainan yang lebih aman (terlebih jika sikecil sedang memegang benda

yang dapat membuatnya cidera. Dalam hal ini, sediakan mainan yang aman dengan bahan

yang lembut.

– Menjaga kontak dan komunikasi yang baik adalah proses pengoptimalan belajar anak di

beberapa tahun setelah dilahirkan.

Bayi Sering Nangis, Bisa Jadi Karena IKS

Image

Menangis bisa jadi komunikasi sederhana yang dilakukan oleh bayi ke orangtua mereka. Tapi

menangis pada anak usia dini, bisa jadi pertanda gejala permasalahan medis yang jika tak ditangani

bisa berdampak berbahaya. Untuk healthy & safety berikut ulasan lebih lanjut.

Ungkapan kekesalan, meminta sesuatu dan suasana hati yang buruk sering dikomunikasikan bayi

dengan cara menangis. Hal ini yang membuat para orangtua tanggap dan segera mengetahui apa

yang terjadi pada buah hati mereka.

Tapi ada kalanya menangis menjadi pertanda bayi harus mendapat pertolongan medis segera. Salah

satunya jika mereka kerap menangis saat melakukan buang air kecil. Tanpa penanganan cepat dan

tepat, masalah ini bisa berdampak kurang baik, atau cenderung berbahaya.

Seperti dikutip dari Parenting masalah seperti diatas bisa jadi indikasi bayi sedang mengalami

masalah ISK, atau dikenal dengan infeksi saluran kemih. Kemunculan masalah ini sering ditandai

dengan munculnya keluhan sakit (ditandai dengan menangis) saat bayi sedang pup atau pipis.

Dalam kondisi ini, menangis yang muncul pada bayi juga kerap ditandai dengan gejala fisik yang lain.

Diantaranya berkeringan dan demam. Meski hal tersebut tak selalu mengindikasikan gejala ISK, tes

laboratorium untuk mengetes kualitas urin si buah hati adalah solusi tepat untuk mengetahuinya.

Tes ini biasanya dilakukan dalam kurun waktu 5 sampai 7 hari. Caranya dengan melihat

perkembangan kuman di urin, termasuk jumlah kuman dalam urin dan jenis urin yang berkembang

di media tersebut.

Bagi bayi laki-laki, gejala ini juga sering diindikasikan dengan kemunculan masalah fimosis. Fimosis

adalah kondisi yang membuah kulub (Kulit penis) tertutup, dan kondisi ini sering dianggap alami,

karena proses melindungi kepala penis. Dan keluarnya air seni akan menimbulkan rasa perih.

Dalam banyak kelahiran bayi laki-laki, hal ini biasa terjadi dan setidaknya sampai anak berusia

3 tahun. Secara alami bagian ini akan melebar dengan sendirinya seiring bertambahnya usia

buah hati kita. Untuk perawatan harian, sebaiknya kulup todak bolek ditarik, karena hal ini akan

mengakibatkan luka. Selain itu, bersihkan setiap hari dengan lembut tanpa menarik adalah

penanganan yang dianjurkan

Beberapa kejadian fimosis sering mengakibatkan aliran urin kurang lancar. Hal ini sering membuat

gelembung karena air terkumpul di bagian ujung penis. Hal ini akan membuat buang air kecil bayi

kurang tuntas. Sisa urin yang tertinggal akan membuat munculnya permasalahan tersendiri, karena

kemunculan kuman dan bakteri.

Dan jika masalah kian serius meng-khitan anak, adalah solusi yang tepat dalam mengatasi masalah

ini. Meski dianggap wajar, tak selalu bayi laki-laki mengalami masalah ini.

Tak hanya itu, penanganan masalah urin yang buruk juga dapat berdampak buruk pada kesehatan

kulit si kecil. Terlebih jika saat mengompol popok bayi tak segera diganti, atau sanitasi yang kurang

bersih setelah bayi buang aing (baik besar atau pun kecil).

Beragam masalah kulit seperti ruam-ruam, gatal dan sebagainya adalah kendala yang sering muncul.

Dan seperti munculnya ISK atau fimosis, jika masalah ini muncul, bayi juga kerap menangis dan

demam karena keluhan gatal.